Awan, Cinta dan
Rumput Gersang
Oleh : N Alfian
A
Awan awan di langit jogja bagaikan
romantisme dua sejoli
Melayang bersama-sama mengarungi
dunia
Sepercak kelembutan mengkalbu dalam
benih-benih udara
Angin-angin bertebaran dengan penuh
dahaga
Dewa langit menyerukan
gelombang-gelombang kesejukan
Di berbagai sudut-sudut Kota
berhembus badai asmara
Menandai lahirnya estetika dua
samudra yang berlawanan
Menguras benih-benih fatamorgana
dalam butiran-butiran cinta
Cinta yang sebagian orang pada gila
akan arti estetikanya
Tertipu karena tak tahu dan merasa
sudah tahu
Awan pasti tersenyum melihat cinta
terbang terus menggapainya
Memberikan sepucuk bunga matahari
biar slalu bersinar
Memberikan minum biar hujan
terkendali dengan sesuka hati
Mengurangi kontradiksi biar mendung
tak bisa terjadi
Kasihan rumput-rumput di bawah sana
Menanti cinta turun setelah usai
menggapai awan
Rumput-rumput menanti awan
menyiramnya dengan air-air kesejukan
Manis, tawar bahkan pahitpun
rumput-rumput tak mengeluh
Baginya air itu penyemangat ketika
mau runtuh
Gersang bagaikan sebuah teman dalam
perjalanan hikayatnya
Merajut mimpi-mimpi untuk bisa
merubah dinamika keabadian
Awan pun menangis melihat celoteh
rumput-rumput yang gersang
Matahari tidak Nampak batang
hidungnya ke permukaan bumi
Namun cinta terdiam dalam balutan
tangisan awan yang begitu lantang
Dewa langit menyuruh bintang
memancar ketika malam datang
Embun pagi menyiram rumput-rumput
yang masih tertidur
Angin-angin bergejolak
membangkitkan semangat rumput gersang
Cinta menuai benih kerinduan untuk
menatap awan yang sedang bercahaya
Cinta tersenyum karena awan tahu
kalau
Kehidupan itu saling memberi dan
melengkapi
Meberi kenikmatan dengan segala
kepunyaan
Melengkapi dengan jeritan kesusahan
dan pengorbanan
0 komentar:
Posting Komentar